Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Megarezky (Unimerz), kembali menunjukkan peran aktifnya dalam menjawab persoalan sosial di tengah masyarakat melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat. Bertempat di Aula Kantor Lurah Tamangapa, Kecamatan Manggala, kegiatan ini mengusung tema “Membangun Semangat Berpendidikan bagi Anak Putus Sekolah” dan menyasar anak-anak yang kesehariannya bekerja sebagai pemulung.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Senin, 30 Juni 2025 ini merupakan bagian dari tugas akhir mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diampu oleh Dr. Auliya Citra, S.Sos., M.AP, sekaligus menjadi pemateri utama dalam kegiatan tersebut. Acara ini juga dimoderatori oleh dua mahasiswa aktif pengurus Program Mahasiswa Pendidikan Sosiologi (PMPS), yaitu Nuraeni dan Melita.
Sosialisasi ini dihadiri oleh anak-anak putus sekolah, para orang tua/wali (parenting), serta tokoh masyarakat setempat seperti RT dan RW. Dalam pemaparannya, Dr. Auliya Citra menekankan pentingnya pendidikan sebagai bagian dari ibadah yang memiliki nilai amal dan manfaat besar bagi masa depan anak-anak. Ia menggarisbawahi bahwa banyak anak di Kelurahan Tamangapa terpaksa memilih untuk bekerja sebagai pemulung karena menganggap pekerjaan tersebut memberikan hasil nyata dibandingkan menempuh pendidikan. Padahal, jika ditinjau dari nilai moral dan prospek masa depan, pendidikan memiliki makna yang jauh lebih penting.
“Pendidikan bukan hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang membentuk karakter dan masa depan. Anak-anak harus diberi kesempatan untuk belajar, bukan bekerja di usia dini,” tegas Dr. Auliya.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari Lurah Tamangapa, Bapak Pesawatro, S.T., yang memberikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa Unimerz dalam menyelenggarakan kegiatan edukatif di wilayahnya. Ia menyatakan bahwa kegiatan seperti ini mampu memberikan dorongan psikologis dan motivasi baru bagi anak-anak untuk kembali mengenyam pendidikan.
“Kegiatan ini sangat positif, dan saya berharap menjadi pemicu perubahan mental anak-anak untuk kembali ke dunia pendidikan. Kami mendukung penuh kegiatan semacam ini,” ujar Pesawatro.
Adapun tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepekaan sosial mahasiswa serta membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, terutama bagi anak-anak yang berasal dari lingkungan keluarga kurang mampu.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori di ruang kelas, tetapi juga langsung bersentuhan dengan realitas sosial masyarakat, sebagai bentuk implementasi nilai-nilai kependidikan yang humanis dan transformatif.